Fiuuuuhhhhh............, berat memulai cerita ini, harus dengan tarikan nafas panjang untuk mulai membuka memori dan membuka lembar2 kisah lalu bersama sahabatq satu ini.
Kalian sudah pernah merasakan kehilangan sahabat?. Yang jawab “pernah” pasti tau rasanya, yang jawab “belum” (jgn sampai kejadian ya..).Kehilangan krn sahabat qt tercinta telah dipanggil oleh ALLAH SWT. Dipanggil krn dia anak yg baik, dipanggil krn Allah terlalu sayang pada Alm. Sahabat qt.
Sedih setiap mengingat, mencoba mengulang kenangan2 masa lalu, berat setiap kangen di, qt hanya bisa lihatin foto2nya aja. Yup, inilah sedikit cerita tentang Almh. Sahabatq.
Minggu, 8 Mei 2011
Hari minggu ini, hari special buat aq dan suami, krn hr itu adalah 1st anniversarry pernikahan qt. Gak terasa, udah genap 1 tahun kami menikah. Pagi itu..., sekitar jam 05.00 ( ato jam 05.30 WIB), suami tiba2 datang sambil bawa HPq yg bunyi ke dapur (aq yg waktu itu lagi bikin teh panas untuk seluruh anggota keluarga).
Mas : “ Dik..., ada telepon”
Aq : “ Dari siapa?”
Mas : “Gondrong??”
Aq : “ Oooowww...., iyaa, ini mas Ardien”
Ada perasaan dan firasat buruk waktu aq tau klo yg telepon adalah Gondrong ato suami dari Almh. Sahabatq. Hehehe..., terdengar lucu ya namanya, “ Gondrong”, tp aq ingat betul, almh.sahabatq sendirilah yang memasukkan dan men-save nama suaminya di Handphoneq, dulu....dulu...sekali, waktu mereka belum menikah, ato kira2 qt masih 1 bangku waktu SMA kelas 3. Hampir saja aq lupa dengan panggilan itu, krn aq biasanya memanggilnya dgn “Ardien”.
Segera aq jawab panggilan itu, tapi terlambat, terputus. Reflek aq lihat HPq lagi, ada 1 messages yg belum terbaca. Innalillahi Wa Innailaihi Roji’un...., aq kaget membaca sms itu, firasatq benar, pikiranq langsung melayang, memori otakq berputar, kenangan2 masa lalu tiba2 barlalu lalang secara cepat di pikiranq, mataq berkaca2, ada nafas tersengal dan sesak menyelimuti leher dan dada. Tanpa berpikir panjang, aq telp ke nomor yang mengirim sms td. Ternyata nomor itu adalah nomor adik almarhumah.
Perbincangan di telp waktu itu kira2 begini :
“Mbk...maafin mbk Erni ya....”
“Ya ampuun dik..., erni knp?? (aq masih gak percaya)”, meninggal kapan? Dimana?”, maaf...sms mu barusan aq baca sekarang”
“ Mbk erni meninggal kmrin malam, di rumah sakit”
“okee, yg sabar ya..yg tabah ya...., InsyaAllah nanti aq kesana ama teman2 yang lain”
“ Iya mbk..makasih..”
Dan...gak lama setelah itu, HP q bunyi lagi, kali ini suami almh. Yang menelepon.
“Halo...iya mas..”
“ Datik...., maafin Erni ya...., aq minta maaf klo Erni ada salah”
“Ya ampun mas,gak ada, Erni gak ada salah ama aq.., mas ardien yg sabar ya....”
Cuma sedikit kata2 lewat telepon itu, krn qt masing2 tau, masing2 dilanda sedih, masing2 mempunyai perasaan yang sama, yaitu “Kehilangan”.
Pagi itu, setelah kami sampai di rumah duka, awan dari cerah berubah mendung, serasa alam juga merasa kehilangan sosok sahabat kami. Melangkah untuk mendekat ke jenazah terasa berat, jantung berdetak hebat, tp di lain sisi kami ingin segera bertemu untuk terakhir kali.
Subhanallah..., kamu sungguh cantik, bersih...dan membawa senyum.
Aq yakin..., kamu mungkin jauh lebih baik, kamu mungkin lebih tenang, dan kamu lebih bahagia.
Cerita saat-saat kamu akan meninggal yang terucap dari mama kamu, sungguh menjadi pelajaran besar bagi kami. Sebelum kamu meninggal kamu selalu mengucapkan kalimat kalimat2 terpuji kepada Allah SWT, meski seluruh badanmu merasa sakit, bibirmu tak henti2nya mengucapkan lafal itu. Sampai.., akhirnya kamu menutup mata, pergi dalam dekapan Allah SWT, alhamdulillah..., kamu sempat mengucapkan kalimat syahadat . Subhanallah....
Sampai sekarang aq masih berpikir, sungguh..Allah benar2 sayang padamu, dibalik sakit Anemia Aplastic itu, Allah telah menyimpan rencana yang begitu indah, kamu kembali kepadaNYA dengan amat sempurna, meninggal dengan Khusnul Khotimah (InsyaAllah...Amin).
Tidak ada lagi wajah ceria penuh senyum, bersahabat, teman berbagi cerita, suka-duka, sosok yg tegar,dimana kamu tidak ingin semua orang tau bahwa kamu merasa sakit. Sakit itu, Anemia Aplastic, baru kami ketahui setelah kamu meninggal, selama ini kamu hanya cerita kalau sakit kurang darah, dan tidak ke semua orang kamu berbagi cerita, hanya aq yg tau dan entah siapa lagi (aq yakin pasti tidak banyak). Di hadapin kami kamu seperti baik2 saja, tetap ceria, tetap tersenyum, tertawa, tidak jauh berbeda dari kamu sebelumnya, hanya saja memang intensitas waktu bertemu qt yang memang lebih terbatas.Tapi kini kami tau, kamu jarang kumpul ama qt krn sakit itu .
Selamat Jalan Sahabat baikq, sahabat teman pulang-pergi waktu SMA, teman sebangku kls 1 dan 3 (krn kls 2 qt gak 1 kelas), teman curhat, teman jalan2, bahkan tgl jadian qt hampir sama, cm jarak 3 bln, jarak kenal ama suami qt masing2 skrg juga hampir sama, bahkan nikahpun qt juga di bulan yg sama, cm jarak 1 minggu aja. Benar2 banyak pengalaman dan cerita ama kamu.
Ya sudahlah, semakin panjang cerita ini, bikin aq tambah sedih, buat kamu Swe.., baik2 disana ya..., Allah sangat mencintaimu.And I want say ...Yesterda, Today, Tomorrow..We always LOVE U.....
*Maaf klo alur cerita, gaya cara penulisannya cenderung kacau ;p, cuma sekedar sharing, dan asli gak ada bakat penulis.hehehe
Komentar
Posting Komentar